Jumat, 08 April 2011

Mental sebagai pengemis dan penipu.

Pernahkah anda merasa tidak puas dengan pelayanan publik atas keluhan anda?? Apakah karena Petugas yang sembrono ketika hendak mengatasi komplain saudara, atau malah tidak mengacuhkan saudara. apapun sikap dingin dan apatis tersebut sangat membuat kita tidak nyaman untuk menjadi bagian konsumennya.

Suatu kali ada keluhan pelanggan bahwa ada kerusakan di instalasi rumah miliknya. pemilik rumah mencoba menghubungi teknisi untuk memeriksa kerusakan tersebut. namun, teknisi tersebut tidak kunjung datang untuk memperbaiki kerusakan tersebut. setelah beberapa hari, teknisi tersebut datang ke rumah tersebut, dan mulai memeriksa bagian yang dianggap penyebab gangguan, setelah terlebih dulu meminta uang jasa perbaikan. pemilik rumah merasa heran dan keberatan dengan sejumlah uang yang dimintanya, bukannya kerusakan ini sudah menjadi tanggung jawab instansi dan pastinya petugas sudah dibayar oleh pemberi kerja di perusahaan tempat dia bekerja, karena jelas kerusakan bukan di instalasi tapi di luar, dan kalaupun ada biaya untuk itu, setidaknya cukup hanya untuk biaya jasa perbaikan yang sewajarnya. namun, karna pelanggan merasakan butuh perlatan tersebut segera tuntas, pelanggan tersebut akhirnya menyetujui pemaksaan teknisi tersebut.

ketika pekerjaan perbaikan sedang berlangsung, teknisi tersebut juga menjelaskan sedikit unek2nya kepada pemilik rumah bahwa dirinya sebenarnya sedang tidak bertugas, namun karna permintaan atasannya maka dia diperbantukan untuk menyelesaikan gangguan ini dan mengingat bahwa gangguan ini sudah beberapa hari. pemilik rumah ini pun kaget dan bertanya dalam harinya maksud pembicaraan teknisi ini, jangan2 teknisi ini mau meminta tambahan untuk kerja lemburnya ini, namun pemilik rumah inipun menyanggah pembicaran teknisi itu katanya "Loh, salah siapa, bukannya laporan gangguan ini sudah saya laporkan jauh hari, kok baru hari ini dikerjakan dan harus mengganggu hari libur saudara??" mendengar komentar pemilik rumah, teknisi sepertinya tidak mendapatkan uang tips tambahan dari pemilik rumah ini selain dari biaya yang telah disepakati. tidak mau hilag rejeki, teknisi tersebutpun berpikir panjang, sambil menunjukkan kepada pemilik rumah sambil menjelaskan bahwa alat ini harus diganti dan harganya sekitar Rp.100ribu. pemilik rumah merasa heran "Gimana seh, tapi jelas2 kerusakan di sini, kok itu juga harus diganti, bukannya alat itu masih bagus, kalaupun sudah rusak, bukannya penggantian itu tanggungjawab kantor saudara??" jelas pemilik rumah. Lagi2 teknisi tersebut memaksa pemilik rumah untuk membayarnya. dengan keadaan terpaksa sekaligus sangat bergantung pada peralatan tersebut, pemilik rumah tersebut kembali harus merogoh lumbung2nya untuk membayar pembelian material dan jasa perbaikan.

Demikian contoh perilaku seorang teknisi yang memiliki mental sebagai pengemis dan penipu. Dengan atribut instansi yang dia pakai guna merenggut apa yang dia ingini dari konsumen tempat dia bekerja, tanpa belas kasihan dia telah memeras yang bukan menjadi beban orang lain. Dengan cara meminta bayaran yang tidak sesuai, dia telah menunjukin jati dirnya sebagai pengemis ulung dan menipu oranglain dengan merekayasa sesuatu alat yang harus diganti.

Di tempat lain, aku pernah melihat di bengkel sepeda motor bertuliskan "Kami sangat berterima kasih, Jika saudaar tidak memberikan Tips kepada kami". dan tak lama kemudian aku pun melihat di belakang mobil dinas tempat saya bekerja bertuliskan "Maaf kami tidak menerima Tips". Sungguh suatu pernyataan dan sikap yang radikal dan benar, dan saya sangat bangga jika memperbaiki gangguan bersama mobil bertuliskan label tersebut, sehingga saya termotivasi tidak terfokus semata2 hanya untuk uang melainkan untuk memberikan pelayanan terbaik sehingga membuat pelanggan tersenyum ketika lampu kembali menyala dan tidak menggantungkan diriku pada hutang budi orang lain. Sehingga semuanya itu semata2 sebagai ketulusan dari sebuah komitmen sebagai panggilan jiwa sebagai pekerja.

Pekerjaan apapun, selama pekerjaan itu baik dan benar, lakukanlah sungguh-sungguh seperti kita melakukannya untuk Tuhan. janganlah meminta lebih dari orang lain apalagi itu sampai memaksanya, tetapi lakukanlah semuanya itu dngan ucapan syukur, dan Tuhan berkenan atas pekerjaan kita dan melimpahkan berkatnya atas kita.
dan Firman Tuhan mengingatkan kita "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Amin